TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
SUKU AMBON
NAMA : REXY YOSUA SIWABESSY
NPM : 57413470
KELAS : 1IA04
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Nya penulis
dapat menyelesaikan artikel ini dengan judul “Suku Ambon” tepat pada waktunya.
Artikel ini di
buat untuk menambah pengetahuan pembaca maupun penulis tentang suku-suku dan budaya
di Indonesia. Dalam artikel ini penulis akan
mambahas tentang mata pencaharian, sikap hidup, beserta referensi. Dan berkat bantuan
dari berbagai pihak, yang telah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada
penulis. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Dalam penulisan
artikel ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
berharap kritik dan saran dari para pembaca, guna menyempurnakan artikel ini.
Jakarta, 4 April 2014
Penulis
REXY YOSUA S.
SUKU AMBON
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas artikel mengenai suku
Ambon yang mencangkup Mata pencaharian suku ambon, makanan pokok dan sikap kehidupannya.
Ambon adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang
sekarang terletak di Provinsi Maluku. Nama Maluku sendiri sebenarnya berasal dari
bahasa Arab, yakni al-muluk. Penamaan tersebut dikarenakan yang membuat peta daerah
Maluku adalah para sarjana geografi Arab. Tetapi setelah Belanda masuk, kata
tersebut dirubah menjadi Maluku.
1.
SISTEM MATA PENCAHARIAN SUKU AMBON
Mata pencaharian orang Ambon pada umumnya adalah pertanian
di ladang. Umumnya tanaman yang mereka tanam adalah kentang, kopi, tembakau,
cengkih, dan buah-buahan.
Penduduk di daerah pantai mayoritas
mereka adalah nelayan dan menangkapikan. Hampir semua penduduk pantai menangkapikan. Orang menangkap ikan
dengan berbagai cara, yaitu dengan kail, kait, harpoon dan juga jaring.
2.
MAKANAN POKOK SUKU AMBON
Sagu adalah makanan pokok orang Ambon pada umumnya.
Tepung sagu dicetak menjadi blok-blok empat persegi dengan daun sagu dan dinamakan
tuman. Caraa orang Ambon makan sagu dengan membakar tuman atau dengan memasaknya
menjadi bubur kental (papeda).
3.
SIKAP KEHIDUPAN SUKU AMBON
Dalam kehidupan
suku Ambon, hubungan persaudaraan atau kekeluargaan terjalin sangat akrab dan kuat
antara satu desa dengan desa yang lain. Hubungan kekeluargaan atau persaudaraan
yang terbentuk secara adat merupakan budaya orang Ambon yang sangat dikenal oleh
orang luar itu dinamakan dengan istilah “PELA”.
Hubungan pela
ini dibentuk oleh para datuk atau para leluhur dalam ikatan yang begitu kuat.
Ikatan pela ini hanya terjadi antara desa Kristen dengan desa Kristen dan juga desa
Kristen dengan desa islam. Sedangkan antara desa Islam dengan desa Islam tidak terlihat
(Frank L. Cooley, MimbardanTakhta, Jakarta: PSH, 1987, hlm 183). Dengan demikian,
walaupun ada dua agama besar di Maluku (Ambon), akan tetapi hubungan mereka memperlihatkan
hubungan persaudaraan yang begitu kuat. Namun hubungan persaudaraan yang begitu
kuat pun bias diruntuhkan oleh kekuatan politik yang menjadikan agama sebagai alat
pemicu kerusuhan yang sementara bergejolak
di Maluku (Ambon), yang sampai sekarang sulit untuk dicari jalan keluarnya.
Dalam perkembangannya
sekelompok masyarakat pekerja yang membangun benteng tersebut mendirikan perkampungan
yang disebut Soa, kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan
kota Ambon setiap ”Soa” dipimpin oleh seorang kepala ”Soa”, yang bertugas mengerjakan
urusan administrasi harian, baik itu urusan tradisional, maupun untuk urusan pemerintahan
Indonesia. Sedangkan beberapa kesatuan ”Soa” yang disebut dengan ”Negari”,
dipimpin oleh seorang ”raja” yang diangkat berdasarkan keturunan. Tetapi walaupun
”raja” diangkat berdasarkan keturunan, aturan adat suku Ambon dalam memilih suatu
pemimpin, pada umumnya dilakukan dengan cara pemilihan dengan cara pemungutan suara.
Mayoritas penduduk
di Maluku memeluk agama Kristen dan Islam. Hal ini dikarenakan pengaruh penjajahan
Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan kekristenan dan pengaruh
kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku.
REFERENSI:
http://id.wikipedia.org/wiki/Malukuhttp://ambon-manise.com/maluku/
0 komentar:
Posting Komentar